Grameen Bank atau Bank kaum miskin awalnya didirikan untuk kaum miskin, namun seiring perjalanan nya, usaha ini telah berkembang pesat sehingga dapat merubah kehidupan masyarakat di Bangladesh. Bank yang dikhususkan kepada kaum miskin ini didirikan oleh seorang Profesor dari Fakultas Ekonomi dan Universitas Chittagong yang bernama Muhammad Yunus.
- Biografi sang Founder Muhammad Yunus
Muhammad Yunus lahir pada tahun 1940 di Chittagong, beliau merupakan seorang bankir dari Bangladesh yang mengembangkan konsep kredit mikro, yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk masyarakat miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Yunus mengimplementasikan gagasan ini dengan mendirikan Grameen Bank.
Yunus belajar di Chittagong Collegiate School dan Chittagong College.
Kemudian ia melanjutkan ke jenjang Ph.D. di bidang ekonomi di Universitas Vanderbilt pada tahun 1969.2 Selesai kuliah, ia bekerja di Universitas Chittagong sebagai dosen di bidang ekonomi.
Ia juga memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukuoka
XII 2001. Ia terpilih sebagai penerima Penghargaan Perdamaian Nobel (bersama
dengan Grameen Bank) pada tahun 2006.
Saat Bangladesh mengalami bencana kelaparan pada tahun 1974, Yunus terjun langsung menanggulangi kemiskinan dengan cara memberikan pinjaman skala kecil kepada mereka yang sangat membutuhkannya. Ia yakin bahwa pinjaman yang sangat kecil tersebut dapat membuat perubahan yang besar terhadap kemampuan kaum miskin untuk bertahan hidup.Pada tahun 1976, Yunus mendirikan Grameen Bank yang memberi pinjaman pada kaum miskin di Bangladesh.Sejarah berdirinya Grameen Bank
Awal mula berdirinya Bank kaum miskin itu di negara Bangladesh.Bangladesh adalah salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang tergolong miskin. Negara ini memperoleh kemerdekaan nya pada tahun 1971. Pada awal berdirinya negara Bangladesh, perekonomian tidak memiliki fundamenta yang kuat, sedangkan sistem pemerintahannya masih kacau. Kemiskinan menurut filosofi Grameen tidak hanya disebabkan oleh minimnya keterampilan, karena keterampilan tidak berbanding urus dengan kualitas hidup seseorang. Dengan kata lain keterampilan bukan ukuran posisi sosial ekonomi seseorang. Keterampilan memerlukan dana untuk menatanya. Sementara orang miskin tidak memiliki cukup dana untuk itu, oleh karena itu, keluarnya seseorang dari kemiskinan menuntut inisiatif dan kreatifitas.
Tahun 1974 merupakan tahun yang harus dihadapi dengan berat oleh Bangladesh, sebab pada tahun ini Bangladesh masuk kedalam kehidupan kelaparan. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, sebab sebuah negara kecil yang baru meraih kemerdekaannya disertai perekonomian dan perpolitikan yang belum stabil harus mengadapi kelaparan yang mengakibatkan banyak sekali warganya yang meninggal. Muhammad Yunus, Seorang dosen Universitas Chittagong serta Dekan Fakultas Ekonomi ini sangat miris melihat keadaan tersebut. Yunus berpandangan bahwa selama ini segala macam teori ekonomi klasik maupun modern yang secara elegan di ajarkan di kampus tidak bisa menjawab permasalahan sosial di negaranya, tidak hanya kelaparan namun juga kemiskinan dan permasalahan sosial ekonomi lainnya.
Melihat keadaan yang semakin parah, Yunus memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil masyarakat yang mengalami kelaparan dan kemiskinan. Yunus membuat Grameen Bank, yang secara khusus ia tujukan untuk melayani kaum dhuafa. Dengan modal awal hanya US$ 27, Grameen mulai meminjamkan uang, tanpa agunan Desa jobra adalah obyek yang menjadi pusat observasi, sebab daerah tersebut dekat dengan kampus. Proyek awal yang dilakukan Yunus adalah mencari tahu berapa banyak keluarga di desa jobra yang memiliki lahan garapan dan tanaman yang bisa di garap, keterampilan yang dimiliki penduduk desa, hambatan yang dihadapi dalam peningkatkan kesejahteraan mereka, dan berapa banyak warga yang miskin. Setelah melakukan analisis sebab-akibat, Yunus kemudian melakukan studi tentang ekonomi pertanian yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan desa melalui sektor pertanian. Menurut Yunus, salah satu hal yang penting dalam pengentasan kemiskinan adalah pemberdayaan langsung kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Dan kelompok wanita, menurut Yunus, merupakan kelompok yang bisa berpotensi untuk diberdayakan. Pengembangan desa yang dilakukan oleh Profesor Muhammad Yunus tidak berhenti pada sektor pertanian saja. Setelah menuai hasil yang positif, pada tahun 1976 Yunus mulai mengunjungi rumah tangga yang paling miskin di Jobra. Kunjungan tersebut melahirkan suatu insiprasi baru ketika Yunus menemui salah satu perajin bangku di Desa Jobra. Hasil perbincangan Yunus kepada perajin tersebut membuahkan kesimpulan bahwa rata-rata warga miskin yang memiliki profesi sebagai pengusaha kecil sangat sulit memperoleh kredit dan bahkan terpaksa meminjam uang kepada rentenir yang tentunya akan memberikan bunga pinjaman yang tinggi sehingga sangat memberatkan si debitur, apalagi debitur merupakan warga miskin.
Dari tahun ke tahun, pengembangan desa terus menerus dilakukan. Yunus kemudian membuat suatu proyek percontohan awal yang disebut sebagai Bank Grameen. Proyek ini dibentuk dengan alasan bahwa bank konvensional dan koperasi kredit biasanya meminta pembayaran sekaligus. Hal ini tentunya secara dirasa sulit oleh peminjam, apalagi yang predikatnya tergolong kaum miskin. Sistem yang dikembangkan oleh Bank Grameen justru berlawanan dengan bank konvensional. Para nasabah yang menjadi anggota dapat mencicil pembayaran dengan nilai nominal uang yang sedemikian kecil sehingga tidak memberatkan si peminjam. Selain itu, nasabah didorong untuk membiasakan diri dalam menabung. Sebab, tabungan terkumpul bisa mereka jadikan pegangan di waktu susah atau digunakan untuk menambah peluang-peluang peningkatan pendapatan. Pada saat itu, Bank Grameen menetapkan 5 persen dari setiap pinjaman menjadi tabungan. Pinjaman dilakukan tidak melalui perseorangan melainkan kelompok.
Setelah mengalami kemajuan yang sangat pesat, Bank Grameen mulai membuka cabang di setiap pedasaan di Bangladesh. Kinerja bank juga semakin ditingkatkan. Bank Grameen tidak hanya sekedar memberikan pinjaman yang mudah dijangkau warga miskin, namun juga memberikan pelatihan kepada para peminjam dalam memajukan usahanya. Pada saat itu seorang ahli sosial tidak pernah mendefinisikan miskin sebenarnya, miskin bisa juga berarti pengangguran, orang buta huruf, orangtunakisma, atau orang tunawisma. Dan ada yang mengataka orang miskin adalah orang yang tidak bisa mendapatkan cukup pangan untuk menghidupi keluarganya selama setahun penuh. Tapi dalam penelitian Yunus dapat dijelaskan definisi kemiskinan untuk situasi di Banglades:
1. P1—20 persen dari populasi (“sangat miskin”/ miskin mutlak)
2. P2—35 persen paling bawah dari populasi
3. P3—50 persen paling bawah dari populasi
Periode 90-an, Bank Grameen sudah memperlihatkan bagaimana sistem itu efektif bekerja. Para peminjam yang dulunya tergolong miskin, sekarang tidak lagi sekedar melewati garis kemiskinan, namun juga sudah meninggalkannya jauh di belakang. Salah seorang peminjam yang pernah bertemu langsung dengan Profesor Yunus mengungkapkan bahwa cicilan per minggunya lebih dari 500 taka (US$ 12). 500 taka yang dipinjamnya itu adalah nilai pinjaman pertamanya saat sepuluh tahun yang lalu. Ini berarti bahwa kapasitas mereka untuk meminjam, berinvestasi dan membayar kembali melipat hingga 50 kali dalam 10 tahun. Bank Grameen juga mendirikan sebuah museum yang disebut sebagai Museum Kemiskinan sebagai simbol bahwa kinerja bank selama ini sangat efektif memberantas kemiskinan.
Bank Grameen saat ini telah diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia. Sebagai bentuk penghargaan karena telah berhasil menuntaskan kemiskinan, founding father-nya yakni Profesor Muhammad Yunus memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2006.
Kemiskinan di Bangladesh merupakan persoalan utama. Namun, hadirnya Bank Grameen yang didirikan oleh Muhammad Yunus memberikan suatu peranan besar dalam menjawab solusi kemiskinan yang telah mengakar di Bangladesh selama bertahun-tahun. Bank Grameen tidak hanya memberikan solusi dalam segi finansial kaum miskin, namun juga merubah kebudayaan kolot warga setempat, dimana wanita hanya boleh di dalam rumah dan tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas ekonomi di luar rumah. Dengan hadirnya Bank Grameen, meski wanita tidak diperkenankan melakukan aktivitas ekonomi di luar rumah, namun dengan berbagai solusi, wanita dapat bekerja meski di dalam rumah. Bank Grameen juga merupakan suatu wujud implementasi dari konsistensinya. Sebagai bank kaum miskin, Bank Grameen tidak muncul dalam wujud lembaga keuangan eksklusif sebagaimana bank konvensional lainnya, melainkan menjelma sebagai lembaga yang berada di lingkungan miskin secara riil. Salah satu contoh konkret yang terjadi di Bangladesh adalah code of conduct dalam sistem di Bank Grameen tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer ketika membuka cabang di suatu daerah.
Bank konvensional fokus pada laki-laki, Grameen memberikan prioritas tinggi untuk perempuan. 97% dari Grameen Bank peminjamnya adalah perempuan. Grameen Bank bekerja untuk meningkatkan status perempuan miskin dalam keluarga mereka dengan memberikan mereka kepemilikan aset. Ia akan memastikan bahwa kepemilikan rumah-rumah yang dibangun dengan Grameen Bank pinjaman tetap dengan peminjam, yaitu perempuan. Cara penting Grameen Bank dalam mendukung agenda sosial ialah lewat enam belas keputusan. Ini satu set komitmen pribadi dan sosial yang berkembang seiring waktu, muncul dari ide waktu konferensi di kalangan nasabah dan staf Bank Garmeen pada awal 1980-an. Beragam fersi enam belas keputusan dibuat dibanyak cabang dan pusat diseluruh negri. Akhirnya, bentuk baku enam belas kesepakatan disepakati, dan pada 1984 jadi bagian intregral Grameen. Enam belas keputusan:
1. Empat prinsip Bank Grameen adalah disiplin, persatuan, keberanian dan kerja
keras. Harus dijalankan dan diutamakan dalam setiap langkah kehidupan kita.
2. Kita harus mensejahtrakan kluarga kita.
3. Kita tak akan hidup di rumah bobrok. Kita harus memperbaiki rumah dan
berusaha mendirikan rumah baru sesegera mungkin.
4. Kita harus menanam sayuran sepanjang tahun. Kita harus makan banyak
sayuran dan menjual kelebihannya.
5. Sebelum musim tanam, kita harus menanam sebanyak mungkin benih.
6. Kita harus merencanakan keluarga kecil. Kita harus meminimalkan
pegeluaran. Kita harus merawat kesehatan.
7. Kita harus mendidik anak-anak dan memastikan mereka mampu membiayai
pendidikan mereka.
8. Kita harus merawat anak-anak dan lingkungan agar selalu bersih.
9. Kita mesti membangun dan menggunakan W.C.
10. Kita harus merebus air sebelum diminum atau menggunakan tawas untuk
membersihkan air.
11. Kita tidak boleh mengambil mahar (maskawin) dari pernikahan putra kita;
jangan pula memberi mahar apa pun pada pernikahan putri kita. Kita harus
menjaga pusat perkumpulan bebas dari kutukan mahar. Kita jangan
melakukan pernikahan dini.
12. Kita tidak boleh menimbulkan ketidakadilan pada siapa pun; kita pun jangan
pernah membiarkan siapa pun melaksanakanya.
13. Untuk pendapatan lebih tinggi, kita secara kolektif harus melakukan investasi
lebih besar.
14. Kita harus selalu siap saling membantu. Jika seseorang dalam kesulitan, kita
semua harus membantu. Jika seseorang dalam keadaan kesulitan, kita semua
harus membantu.
15. Jika kebetulan menemukan pelanggaran disiplin di pusat mana pun, kita
semua harus kesana dan membantu memulihkan kedisiplinan itu.
16. Kita harus sama-sama ambil bagian dalam semua aktifitas sosial.
Berkat enam belas keputusan, nasabah berupaya harus menyekolahkan anak mereka. Karena kebanyakan dari anak-anak nasabah masih buta huruf. Kini bank Grameen memberi beasiswa kepada putri-putri nasabah lebih dari 30.000 beasiswa setiap tahun. Sederhana saja sistem di Grameen. Peminjam harus membentuk satu kelompok yang terdiri dari lima orang, dan mereka akan saling mengingatkan untuk megembalikan pinjaman. Kelompok ini bisa mendorong para peminjam untuk saling membantu demi keberhasilan usaha masing-masing. Keanggotaan kelompok ini tidak hanya menciptakan rasa aman dan saling dukung, tetapi juga mengurangi pola perilaku yang tidak sehat dari individu anggota, dan membuat setiap peminjam jadi lebih bisa diandalkan dalam prosesnya. Rasa persaingan antar kelompok maupun dalam kelompok juga memicu setiap anggota menjadi orang yang berhasil. Uang pinjaman itu harus produktif, artinya digunakan untuk modal usaha yang nantinya bisa menghasilkan keuntungan.
Perusahaan Milik Kelompok Grameen
Nama perusahaan
|
Berdiri
|
Tujuan
|
Bank
Grameen
|
1983
|
Layanan keuangan bagi
orang miskin
|
Grameen Trust
|
1989
|
Bantuan pelatihan dan keuangan untuk MFI di
seluruh dunia
|
Grameen Krishi Fundation
(Pertanian)
|
1991
|
Eksperimen dan pelatihan perbaikan praktik
pertanian
|
Grameen Uddog (perusahaan
swasta)
|
1994
|
Ekspor kain tenun
tangan merak
Grameen
Check
|
Grameen Motsho O
Pahusampad Foundation
(perikanan dan
Peternakan)
|
1994
|
Program budi
daya ikan
air
tawar
dan
peternakan
|
Grameen Telecom
|
1995
|
Jasa
telekomunikasi untuk orang miskin
|
Grameen Shamogree (Produk)
|
1996
|
Penjualan kain tenun
dan
produk Grameen
Check dalam
negeri
|
Grameen Cybernet
|
1996
|
Penyedia jasa internet
|
Grameen Shakti (Energi)
|
1996
|
Sumber
energy terbarukan untuk
wilaya
pedesaan Bangladesh
|
Grameen Phone
|
1996
|
Jasa
telepon Seluler
|
Grameen Kalyan
(kesejahteraan)
|
1996
|
Layanan
kesehatan
dan
kesejahteraan untuk
anggotan dan
staf Bank Grameen
|
Grameen Shikka (pendidikan)
|
1997
|
Beasiswa dan bantuan lain kepada mahasiswa
dan pelajar
|
Grameen Communications
|
1997
|
Jaringan internet dan
jasa
pegelolahan
data
|
nasional
|
||
Grameen Knitwear
|
1997
|
Pabrik bahan rajutan untuk ekspor
|
Grameen Capital Management
|
1998
|
Manajemen investasi
|
Grameen Solutions
|
1999
|
Pembuatan software untuk MFI dan bisnis lain
|
Grameen IT Park
|
2001
|
Pegembangan
fasilitas kantor hi-tech
di Dhaka
|
Grameen Baybosa Bikash
(Promosi Bisnis)
|
2001
|
Pembiayaan penjamin pinjaman bisnis kecil
|
Highway Ltd.
|
2001
|
Konektivitas data
dan
penyediaan akses
internet
|
Grameen Star Education
|
2002
|
Pelatihan Teknologi
|
Grameen Bitek
|
2002
|
Pabrik barang-barang elektronik
|
Grameen Healthcare Trust
|
2006
|
Mendanai Grameen
Healthcare Services
|
Grameen Healthcare Services
|
2006
|
Fasilitas rumah sakit dan perawatan kesehatan
lain
|
Grameen Danone
|
2006
|
Makanan bergizi terjangkau
untuk orang
miskin
|
Dari segi hukum, perusahaan gramen terbagi menjadi dua katagori. Kebanyakan didaftar pada Undang-Undang perusahaan sebagai perusahaan nirlaba, artinya perusahaan tersebut tidak mengeluarkan saham dan tidak punya pemilik, tetapi dikenai pajak. Beberapa di daftar sebagai bisnis swasta, dimiliki pemegang saham, dan tentu saja membayar pajak.