Catatan Pelajar Masa Kini

Senin, 09 Januari 2017

Pante Pirak

Ada Apa Dengan Pante Pirak?




Pante Pirak merupakan salah satu usaha yang paling terkenal di Banda Aceh. Pante Pirak didirikan oleh Abu Bakar Usman atau akrab dipanggil Abu PP yang dijuluki  “raja retail” oleh warga Banda Aceh. Tak hanya di bisnis retail, Abubakar juga merambah berbagai bisnis lain, seperti warung kopi modern Tower Premium, salon waralaba Marthaa Tilaar, Pante perak Bakery, waterboom, Restoran, Wahana Bermain, Game Zone, Salon, Bakery, RM Padang.
Pria yang lahir di Lahir di Glumpang Minyeuk, Kabupaten Sigli, 20 April 1949 silam,dibesarkan dalam keluarga sederhana. Karena keterbatasan perekonomian,  Pak Abu sempat mengalami putus sekolah. Namun, hal tersebut tidak membuat dia patah semangat. Berbekal bakat dagang ayahnya yang mengalir, dia pun memutuskan untuk hijrah ke Banda Aceh di penghujung tahun 60-an untuk memulai usaha. Di awal 1970, dengan modal seadanya, ia membuka usaha retail tradisional di kawasan Pasar Aceh. Kala itu produk-produk yang dijajakan Abu tak selengkap yang ada di swalayannya saat ini.
Bisnisnya mulai berkembang pesat memasuki tahun 90-an. Bermodal kepercayaan bank dan rekan seprofesinya, Abubakar mendirikan sebuah gedung di kawasan Simpang Lima, tak jauh dari jembatan Pante Pirak. Nama jembatan itu ditabalkan sebagai nama swalayannya. Pante Pirak yang kemudian menjadi retail modern pertama di Banda Aceh yang dimiliki putra daerah.

Musibah yang datang pada 26 Desember 2004 yaitu Gempa dan tsunami meluluhlantakkan usahanya yang dibangun puluhan tahun. Hampir seluruh infrastruktur usahanya hancur. Kerugiannya puluhan miliar rupiah. Dari empat pasar swalayan miliknya, hanya satu yang tersisa yaitu yang berada diwilayah Neusu yang kemudian menjadi cikal bakal bangkitnya usaha beliau.

Berbekal  pengalaman wirausaha puluhan tahun membuatnya cepat bangkit. Saat itu, Pak Abu memilih berdamai dengan diri sendiri. Abu percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.” Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang,” katanya dalam sebuah wawancara. Saat masyarakat Aceh  masih larut dalam trauma, Pak Abu justru menangkap peluang. Ketika itu, ribuan pekerja kemanusiaan dari berbagai negara tumpah ruah ke Aceh. “Peluang yang sangat besar,” kata pria yang banyak terinspirasi dari Chairul Tanjung, pengusaha sukses nasional, pemilik CT Corp.

Pak Abu juga tetap konsisten pada usaha yang digelutinya: retail. Seiring perjalanan waktu, Abu PP kembali meraih sukses. Saat ini tercatat 25 outlet Pante Pirak yang dimiliki Abu, 20 di antaranya berada di Kota Banda Aceh dan lima lainnya ada di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Sebagian outlet-nya masuk ke kompleks pemukiman penduduk dengan konsep supermarket.

Dalam berusaha, Abu tak menggunakan strategi yang rumit. Dia hanya mendekatkan diri dengan konsumen. Karena itu pula, motto swalayan Pante Pirak adalah “Dekat dan Murah”.Tak hanya swalayan, Pante Pirak Group juga sudah merambah ke sektor kuliner, kafetaria, wahana hiburan, salon, hingga toko roti.

Memang, tak semua usahanya berjalan sukses. Usaha waralaba Bakso Tenis Lapangan Tembak Senayan di kawasan Peunayong, misalnya, terpaksa gulung tikar, dan berganti dengan Pante Pirak Swalayan dalam format supermarket. Begitu pula sebuah warung Padang di depan Taman Sari, kini disulap menjadi Tower Coffee, warung kopi modern yang saban hari dipenuhi pengunjung hingga ke halamannya. Beliau  langsung mengganti jenis usahanya begitu hasilnya tak sesuai dengan harapan.
Dari unit-unit usahanya ini, Abu mampu menyerap ratusan tenaga kerja di Aceh. Pak Abu pernah menjadi penyumbang pajak terbesar di Aceh. Untuk itu, Abu pun mendapat penghargaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Banda Aceh saat itu
Dalam sebuah wawancara,pak Abu pernah mengatakan bahwa dia ingin memiliki 3000 karyawan pada tahun 2020, namun impian tersebut harus ditunda karena PP sekarang hanya tinggal nama yang kemudian berganti nama dengan Zipy Zipy yang bergerak di bidang Pecah Belah. Zipy Zipy sendiri saat ini dikelola oleh anak-anak beliau. Saat ini sudah terdapat 3 outlet yang terletak di Simpang Lima, Peunayong dan Neusu.
Perusahaan Waralaba terbesar di Aceh itu sekarang hanya tinggal nama. Dan inilah yang  terjadi ketika pada masa jayanya, pengiriman barang dari gudang ke toko bisa mencapai 4 kali dalam sehari namun sejak akhir tahun 2011 pengiriman mengalami penurunan, bahkan dalam sehari hanya dilakukan sekali pengiriman barang. Selain penuruan pengiriman barang dari gudang, kendaraan  juga yang biasa terparkir di depan outlet harus ditarik ke gudang utama yang berada di Lambaro Skep. Seiring berjalan nya waktu, PP swalayan tidak mampu mempertahankan bisnis nya sehingga terjadi penutupan outlet di sejumlah tempat. Outlet pertama yang tutup ialah yang berada di Batoh kemudian disusul penutupan di Bireun dan dilanjutkan penutupan sejumlah outlet lainnya. Puncak dari penutupan pp swalayan terjadi tahun lalu dimana barang barang usaha yang berada di gudang sudah semuanya dipindahkan ke outlet utama yang berada di simpang lima.
Salah satu indikasi jatuhnya swalayan terbesar di aceh ini ialah “Sistem Manajemen yang sangat salah yaitu  tidak menghargai  dan menghormati karyawannya”. Sistem ini bermula saat Bos PP, Pak Abu,  menyerahkan tugas  dan jabatannya kepada salah seorang kerabatnya pada tahun 2011. Pada saat managernya diganti yang terjadi adalah  Karyawan atau pegawai PP dituntut untuk bekerja ekstra namun dengan upah yang tidak sesuai bahkan bisa disebut upah  sangat minim . Jam kerja yang padat serta tidak ada nya penghargaan sama sekali untuk para pegawai dan hal ini membuat para pegawai sangat-sangat  kecewa atas tindakan yang di lakukan oleh si manager baru ini , terutama mereka yang bekerja di Gudang. Ketika perusahaan pp masih dikelola pak Abu jam kerja biasanya dimulai dari jam 08.00 hingga shift masing-masing karyawan selesai akan tetapi ketika manajer baru ini menjabat peraturan lama mulai diubah dan tidak sesuai dengan yang biasanya dilakukan para karyawan contohnya saja Jam kerja pegawai,  yang setiap harinya dimulai pukul 07.30-18.00 tanpa istirahat cukup dan membuat para pegawai kewalahan. Namun, tidak hanya jadwal kerja yang padat, tekanan dari atasan pun sering terjadi. Apabila ada karyawan yang melakukan sedikit kesalahan maka pihak manajer tidak segan untuk memarahi nya meskipun di depan khalayak ramai bahkan karyawan sering diancam dengan kata-kata “kamu mau dipecat ya?” dan tindakan itu sangat mengecewakan para pegawai . Dalam setahun, para pegawai hanya diberikan cuti seminggu dan tidak boleh lebih. Jika ketahuan melebihkan jadwal libur maka akan meendapatkan potongan gaji. Tidak adanya hubungan harmonis  dan rasa kekeluargaan yang sudah hilang antara pegawai dan pihak manajer membuat pp tidak mampu mempertahankan namanya lagi. Tidak lama setelah pergantian manajer tersebut  sekitar kurang lebih 6 bulan, PP swalayan mengalami penurunan yang sangat drastis dan mengalami gulung tikar bahkan hampir semua outlet-outletnya tutup. Setelah tahun lalu dilakukannya  pembersihan gudang utama, banyak para pekerja  yang memilih untuk tidak bergabung dengan  usaha  ini lagi. Mereka memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. Hal yang sangat disayangkan adalah saat keluarnya para pegawai  pihak perusahaan tidak memberikan uang tunjangan speserpun walaupun mereka sudah bekerja lebih dari  22 tahun mereka  juga tidak mendapatkan tunjangan  dan itu sangat mebuat para pegawai sedih dan kecewa.
Oleh karna itu Saat ini kepercayaan masyarakat terhadap PP swalayan sudah sangat berkurang masyarakat lebih memilih berbelanja di suzuya,indomaret,alfamart ,dll.inilah yang membuat pp menjadi gulung tikar. membuat  pak Abu memilih untuk membuka usaha lain. Dan pante pirak sekarang sudah berganti nama usahanya menjadi ZIPY-ZIPY  yang kemudian di pegang dan dikelola oleh anak-anak pak abu sendiri.

5 komentar:

  1. Kaki tangan nya pun yg sering di panggil si nas, ngomong nya congkak seolah2 paling top. Menganggap remeh orang lain terutama karyawan itulah akibat sakit hati orang banyak jadinya PP colaps. Banyak yg berbicara mengenai kaki tangan pak abu tersebut, dari karyawan maupun customer, semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ngak salah...kaki tangan pak abu menantu nya sendiriksn ?

      Hapus
  2. Mau kek manapun Pante pirak tersebut gudang ilmu bagi saya

    BalasHapus
  3. Tidak ada hubungan nya internaL perusahaan dengan penjuaLan, yang iya nya adalah memang daya beLi meLemah dan juga Aceh sudah terkenaL menjadi pr0pinsi termiskin di ind0nesia...

    BalasHapus
  4. Assalamualikum, saya mau tanya, apa ada no kontak pak abu atau anak beliau, saya mau tanya soal toko zipy2 yg di jalan Sukarno hatta, tq

    BalasHapus