Ada Apa Dengan Pante Pirak?
Pante Pirak merupakan salah satu usaha yang paling terkenal di Banda Aceh. Pante Pirak didirikan oleh Abu Bakar Usman atau akrab dipanggil Abu PP yang dijuluki “raja retail” oleh warga Banda Aceh. Tak hanya di bisnis retail, Abubakar juga merambah berbagai bisnis lain, seperti warung kopi modern Tower Premium, salon waralaba Marthaa Tilaar, Pante perak Bakery, waterboom, Restoran, Wahana Bermain, Game Zone, Salon, Bakery, RM Padang.
Pria yang lahir di Lahir di Glumpang Minyeuk,
Kabupaten Sigli, 20 April 1949 silam,dibesarkan dalam keluarga sederhana.
Karena keterbatasan perekonomian, Pak Abu sempat mengalami putus sekolah.
Namun, hal tersebut tidak membuat dia patah semangat. Berbekal bakat dagang
ayahnya yang mengalir, dia pun memutuskan untuk hijrah ke Banda Aceh di
penghujung tahun 60-an untuk memulai usaha. Di awal 1970, dengan modal
seadanya, ia membuka usaha retail tradisional di kawasan Pasar Aceh.
Kala itu produk-produk yang dijajakan Abu tak selengkap yang ada di swalayannya
saat ini.
Bisnisnya mulai berkembang pesat memasuki tahun
90-an. Bermodal kepercayaan bank dan rekan seprofesinya, Abubakar mendirikan
sebuah gedung di kawasan Simpang Lima, tak jauh dari jembatan Pante Pirak. Nama
jembatan itu ditabalkan sebagai nama swalayannya. Pante Pirak yang kemudian
menjadi retail modern pertama di Banda Aceh yang dimiliki putra
daerah.
Musibah yang datang pada 26 Desember 2004 yaitu Gempa
dan tsunami meluluhlantakkan usahanya yang dibangun puluhan tahun. Hampir
seluruh infrastruktur usahanya hancur. Kerugiannya puluhan miliar rupiah. Dari
empat pasar swalayan miliknya, hanya satu yang tersisa yaitu yang berada
diwilayah Neusu yang kemudian menjadi cikal bakal bangkitnya usaha beliau.
Berbekal pengalaman wirausaha puluhan tahun membuatnya cepat bangkit. Saat itu, Pak Abu memilih berdamai dengan diri sendiri. Abu percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.” Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang,” katanya dalam sebuah wawancara. Saat masyarakat Aceh masih larut dalam trauma, Pak Abu justru menangkap peluang. Ketika itu, ribuan pekerja kemanusiaan dari berbagai negara tumpah ruah ke Aceh. “Peluang yang sangat besar,” kata pria yang banyak terinspirasi dari Chairul Tanjung, pengusaha sukses nasional, pemilik CT Corp.
Pak Abu juga tetap konsisten pada usaha yang digelutinya: retail. Seiring perjalanan waktu, Abu PP kembali meraih sukses. Saat ini tercatat 25 outlet Pante Pirak yang dimiliki Abu, 20 di antaranya berada di Kota Banda Aceh dan lima lainnya ada di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Sebagian outlet-nya masuk ke kompleks pemukiman penduduk dengan konsep supermarket.
Dalam berusaha, Abu tak menggunakan strategi yang rumit. Dia hanya mendekatkan diri dengan konsumen. Karena itu pula, motto swalayan Pante Pirak adalah “Dekat dan Murah”.Tak hanya swalayan, Pante Pirak Group juga sudah merambah ke sektor kuliner, kafetaria, wahana hiburan, salon, hingga toko roti.
Memang, tak semua usahanya berjalan sukses. Usaha waralaba Bakso Tenis Lapangan Tembak Senayan di kawasan Peunayong, misalnya, terpaksa gulung tikar, dan berganti dengan Pante Pirak Swalayan dalam format supermarket. Begitu pula sebuah warung Padang di depan Taman Sari, kini disulap menjadi Tower Coffee, warung kopi modern yang saban hari dipenuhi pengunjung hingga ke halamannya. Beliau langsung mengganti jenis usahanya begitu hasilnya tak sesuai dengan harapan.
Dari unit-unit usahanya ini, Abu mampu menyerap ratusan tenaga kerja di Aceh. Pak Abu pernah menjadi penyumbang pajak terbesar di Aceh. Untuk itu, Abu pun mendapat penghargaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Banda Aceh saat itu
Berbekal pengalaman wirausaha puluhan tahun membuatnya cepat bangkit. Saat itu, Pak Abu memilih berdamai dengan diri sendiri. Abu percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.” Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang,” katanya dalam sebuah wawancara. Saat masyarakat Aceh masih larut dalam trauma, Pak Abu justru menangkap peluang. Ketika itu, ribuan pekerja kemanusiaan dari berbagai negara tumpah ruah ke Aceh. “Peluang yang sangat besar,” kata pria yang banyak terinspirasi dari Chairul Tanjung, pengusaha sukses nasional, pemilik CT Corp.
Pak Abu juga tetap konsisten pada usaha yang digelutinya: retail. Seiring perjalanan waktu, Abu PP kembali meraih sukses. Saat ini tercatat 25 outlet Pante Pirak yang dimiliki Abu, 20 di antaranya berada di Kota Banda Aceh dan lima lainnya ada di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Sebagian outlet-nya masuk ke kompleks pemukiman penduduk dengan konsep supermarket.
Dalam berusaha, Abu tak menggunakan strategi yang rumit. Dia hanya mendekatkan diri dengan konsumen. Karena itu pula, motto swalayan Pante Pirak adalah “Dekat dan Murah”.Tak hanya swalayan, Pante Pirak Group juga sudah merambah ke sektor kuliner, kafetaria, wahana hiburan, salon, hingga toko roti.
Memang, tak semua usahanya berjalan sukses. Usaha waralaba Bakso Tenis Lapangan Tembak Senayan di kawasan Peunayong, misalnya, terpaksa gulung tikar, dan berganti dengan Pante Pirak Swalayan dalam format supermarket. Begitu pula sebuah warung Padang di depan Taman Sari, kini disulap menjadi Tower Coffee, warung kopi modern yang saban hari dipenuhi pengunjung hingga ke halamannya. Beliau langsung mengganti jenis usahanya begitu hasilnya tak sesuai dengan harapan.
Dari unit-unit usahanya ini, Abu mampu menyerap ratusan tenaga kerja di Aceh. Pak Abu pernah menjadi penyumbang pajak terbesar di Aceh. Untuk itu, Abu pun mendapat penghargaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Banda Aceh saat itu
Dalam sebuah wawancara,pak Abu pernah mengatakan
bahwa dia ingin memiliki 3000 karyawan pada tahun 2020, namun impian tersebut
harus ditunda karena PP sekarang hanya tinggal nama yang kemudian berganti nama
dengan Zipy Zipy yang bergerak di bidang Pecah Belah. Zipy Zipy sendiri saat
ini dikelola oleh anak-anak beliau. Saat ini sudah terdapat 3 outlet yang
terletak di Simpang Lima, Peunayong dan Neusu.
Perusahaan Waralaba terbesar di Aceh itu sekarang
hanya tinggal nama. Dan inilah yang terjadi
ketika pada masa jayanya, pengiriman barang dari gudang ke toko bisa mencapai 4
kali dalam sehari namun sejak akhir tahun 2011 pengiriman mengalami penurunan,
bahkan dalam sehari hanya dilakukan sekali pengiriman barang. Selain penuruan
pengiriman barang dari gudang, kendaraan juga yang biasa terparkir di depan outlet
harus ditarik ke gudang utama yang berada di Lambaro Skep. Seiring berjalan nya
waktu, PP swalayan tidak mampu mempertahankan bisnis nya sehingga terjadi
penutupan outlet di sejumlah tempat. Outlet pertama yang tutup ialah yang
berada di Batoh kemudian disusul penutupan di Bireun dan dilanjutkan penutupan sejumlah
outlet lainnya. Puncak dari penutupan pp swalayan terjadi tahun lalu dimana
barang barang usaha yang berada di gudang sudah semuanya dipindahkan ke outlet
utama yang berada di simpang lima.
Salah satu indikasi jatuhnya swalayan terbesar di
aceh ini ialah “Sistem Manajemen yang sangat salah yaitu tidak menghargai
dan menghormati karyawannya”. Sistem ini
bermula saat Bos PP, Pak Abu, menyerahkan tugas dan jabatannya kepada salah seorang kerabatnya
pada tahun 2011. Pada saat managernya diganti yang terjadi adalah Karyawan
atau pegawai PP dituntut untuk bekerja ekstra namun dengan upah yang tidak
sesuai bahkan bisa disebut upah sangat
minim . Jam kerja yang padat serta tidak ada nya penghargaan sama sekali untuk
para pegawai dan hal ini membuat para pegawai sangat-sangat kecewa atas tindakan yang di lakukan oleh si
manager baru ini , terutama mereka yang bekerja di Gudang. Ketika perusahaan pp
masih dikelola pak Abu jam kerja biasanya dimulai dari jam 08.00 hingga shift
masing-masing karyawan selesai akan tetapi ketika manajer baru ini menjabat
peraturan lama mulai diubah dan tidak sesuai dengan yang biasanya dilakukan
para karyawan contohnya saja Jam kerja pegawai, yang setiap harinya dimulai pukul 07.30-18.00
tanpa istirahat cukup dan membuat para pegawai kewalahan. Namun, tidak hanya
jadwal kerja yang padat, tekanan dari atasan pun sering terjadi. Apabila ada
karyawan yang melakukan sedikit kesalahan maka pihak manajer tidak segan untuk
memarahi nya meskipun di depan khalayak ramai bahkan karyawan sering diancam
dengan kata-kata “kamu mau dipecat ya?” dan tindakan itu sangat mengecewakan para
pegawai . Dalam setahun, para pegawai hanya diberikan cuti seminggu dan tidak
boleh lebih. Jika ketahuan melebihkan jadwal libur maka akan meendapatkan potongan
gaji. Tidak adanya hubungan harmonis dan
rasa kekeluargaan yang sudah hilang antara pegawai dan pihak manajer membuat pp
tidak mampu mempertahankan namanya lagi. Tidak lama setelah pergantian manajer
tersebut sekitar kurang lebih 6 bulan,
PP swalayan mengalami penurunan yang sangat drastis dan mengalami gulung tikar
bahkan hampir semua outlet-outletnya tutup. Setelah tahun lalu dilakukannya pembersihan gudang utama, banyak para pekerja
yang memilih untuk tidak bergabung dengan usaha ini lagi.
Mereka memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. Hal yang sangat disayangkan
adalah saat keluarnya para pegawai pihak
perusahaan tidak memberikan uang tunjangan speserpun walaupun mereka sudah
bekerja lebih dari 22 tahun mereka juga tidak mendapatkan tunjangan dan itu sangat mebuat para pegawai sedih dan
kecewa.
Oleh karna itu Saat ini kepercayaan masyarakat
terhadap PP swalayan sudah sangat berkurang masyarakat lebih memilih berbelanja
di suzuya,indomaret,alfamart ,dll.inilah yang membuat pp menjadi gulung tikar.
membuat pak Abu memilih untuk membuka
usaha lain. Dan pante pirak sekarang sudah berganti nama usahanya menjadi
ZIPY-ZIPY yang kemudian di pegang dan
dikelola oleh anak-anak pak abu sendiri.
Kaki tangan nya pun yg sering di panggil si nas, ngomong nya congkak seolah2 paling top. Menganggap remeh orang lain terutama karyawan itulah akibat sakit hati orang banyak jadinya PP colaps. Banyak yg berbicara mengenai kaki tangan pak abu tersebut, dari karyawan maupun customer, semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua
BalasHapusKalau ngak salah...kaki tangan pak abu menantu nya sendiriksn ?
HapusMau kek manapun Pante pirak tersebut gudang ilmu bagi saya
BalasHapusTidak ada hubungan nya internaL perusahaan dengan penjuaLan, yang iya nya adalah memang daya beLi meLemah dan juga Aceh sudah terkenaL menjadi pr0pinsi termiskin di ind0nesia...
BalasHapusAssalamualikum, saya mau tanya, apa ada no kontak pak abu atau anak beliau, saya mau tanya soal toko zipy2 yg di jalan Sukarno hatta, tq
BalasHapus